Mereka yang Ada di Balik Sukses Liverpool
sport.99scores.club – Liverpool akhirnya mengangkat trofi Premier League untuk pertama kalinya. The Reds kembali juara Inggris setelah 30 tahun menunggu.
Mereka yang Ada di Balik Sukses Liverpool Nama Jurgen Klopp langsung diagungkan publik Liverpool. Sentuhan emas sang manajer dianggap menjadi salah satu kunci utama kesuksesan The Reds.
Akan tetapi tentu saja Klopp tidak sendirian, masih ada pemain yang berjuang di atas lapangan. Selain itu ada pula sosok-sosok lain yang tidak kalah penting dan memiliki kontribusi besar.
Michael Edwards
Mereka yang Ada di Balik Sukses Liverpool Sebagai direktur olahraga, Michael Edwards bertanggung jawab dalam urusan yang terkait bursa transfer pemain.
Di era saat ini, bisa mencatat satu pemain hit dan satu lainnya miss sudah dianggap biasa. Tapi Edwards memiliki rasio mencapai 90 persen.
Saat Loris Karius menjadi pembelian gagal, Liverpool juga bisa mendapatkan Joel Matip, Sadio Mane, Gini Wijnaldum, Mo Salah, dan Andrew Robertson.
Saat mendatangkan Dominic Solanke yang juga gagal, Liverpool juga mendapatkan Virgil van Dijk, Alex Oxlade-Chamberlain, Fabinho, dan Alisson.
Daftar pemain masuk Liverpool memang terbilang panjang. Akan tetapi jika melihat lebih dekat lagi, daftar pemain keluar tidak kalah impresifnya.
Jordon Ibe, mencetak satu gol dan tiga assist dalam 41 penampilan di Premier League, dijual 15 juta poundsterling ke Bournemouth.
Joe Allen, kontraknya tinggal tersisa satu tahun, berhasil dilepas ke Stoke senilai 13 juta pound.
Christian Benteke, mencetak tiga gol pada 23 penampilan teakhirnya, dibeli oleh Crystal Palace dengan benderol 27 juta pounds.
Mamadou Sakho, yang didemosi ke tim cadangan karena tidak menghormati aturan klub, dijual senilai 26 juta pound ke Crystal Palace.
Dominic Solanke, hanya membuat satu gol dalam 27 penampilan di tim senior, dilepas ke Bournemouth seharga 19 juta pound.
Danny Ings, yang hanya tampil 25 kali, bermain di bawah seribu menit dalam tiga tahun karena cedera, berhasil dijual ke Southampton dengan 20 juta pound.
Danny Ward, hanya tiga kali tampil di tim senior dilepas ke Leicester setelah dihargai 12,5 juta pound.
Tidak cuma kemampuannya menjual pemain dengan nilai lumayan, Edwards juga lihai dalam negosiasi. Salah satu langkah cerdas Edwards adalah dengan memasukkan klausul jenius dalam penjualan Philippe Coutinho ke Barcelona.
Dalam kontrak disebutkan Barcelona harus membayar 89 juta jika ingin membeli pemain Liverpool lain. Hingga saat ini, tidak pernah lagi terdengar Barcelona sedang mengincar pemain Liverpool.
Ketika pasukan Klopp melakukan bisnis di atas lapangan, Edwards melakukannya di di luar lapangan.
Tangan Kanan Klopp
Di Liverpool, sudah dipastikan Jurgen Klopp adalah seorang pemimpin sekaligus motivator. Namun seorang pemimpin tentu memiliki pendamping atau tangan kanan.
Untuk urusan analisis, Klopp memiliki Peter Krawietz, namun yang notabene menjadi tangan kanan sang pemimpin adalah Pep Lijnders.
Ketika Zeljko Buvac secara mendadak memutuskan berhenti sebagai asisten manajer sebelum final Liga Champions 2018, banyak yang mencemaskan kondisi Liverpool.
Kecemasan yang sangat wajar karena Liverpool kehilangan seseorang yang disebut oleh Klopp sebagai ‘The Brain” alias Otak yang sudah bersamanya selama 17 tahun.
Akan tetapi kecemasan itu langsung sirna dengan adanya Lijnders. Tidak hanya bisa menggantikan Buvac secara mulus, Lijnders mampu menaikkan kualitas skuat.
Pelatih berusia 36 tahun ini memang low profile. Akan tetapi, laki-laki yang pensiun bermain bola di usia 17 tahun karena cedera itu memiliki banyak pengalaman dalam dunia kepelatihan. Bahkan dia sempat diinginkan oleh Manchester United.
Sosok penting lain di balik sukses Liverpool adalah Mona Nemmer, seorang ahli nutrisi yang didatangkan Liverpool dari Bayern Munchen. Selain Nemmer, masih dari Bayern, Liverpool juga merekrut Andreas Kornmayer sebagai pelatih kebugaran.
Duet Nemmer dan Kornmayer berjasa besar dalam menjaga kondisi pemain hingga selalu fit di tengah padatnya jadwal. Dalam mengurusi nutrisi dan kebugaran, duo ini tidak menyamaratakan. Mereka membuat aturan berbeda sesuai dengan posisi, tipe tubuh, hingga budaya tiap pemain.
Yang terakhir, Livepool mendatangkan Thomas Gronnemark sebagai pelatih lemparan ke dalam. Ya, Liverpool secara khusus mendatangkan pelatih untuk lemparan ke dalam.
Di awal, tidak sedikit yang mempertanyakan keputusan Liverpool ini. Namun statistik menunjukkan bahwa Liverpool merupakan tim yang paling efektif dalam lemparan ke dalam. Liverpool mampu mempertahankan penguasaan bola dari lemparan ke dalam hingga 68,4 persen. Angka tersebut jauh dibandingkan rata-rata yang dicatat klub Premier League lain, 49,2 persen. *sport.99scores.club